Jaring Ikan
Pada masyarakat
tradisional, kita dapat mengidentifikasi bahwa cara anggota masyarakat itu
melakukan aktivitas baik aktivitas ekonomi maupun aktivitas sosial, mereka
menggunakan alat bantu tradisional juga. Salah satu yang akan saya tulis di
sini adalah alat untuk mencari ikan. Alat yang digunakan untuk mencari ikan itu
adalah bubu (wuwu, Jawa), langge, seser, jala, dan jaring. Di kampung
saya dulu ada orang yang sangat pandai membuat bubu. Bubu sebagai alat
pencarian ikan ini terbuat dari rangkain bambu berbentuk lidi. Saya tidak tahu
apa sekarang masih ada bubu di kampung saya atau tidak. Ada juga seorang
pembuat jala sekaligus tukang mencari ikan memakai jala.
Penggunaan bubu
hanya di letakkan di pinggir sungai yang aliran airnya tidak terlalu deras.
Sepanjang bubu itu dapat diletakkan dan tidak hanyut, maka itu yang
dikehendaki. Jadi bubu itu hanya ditaruh sedemikian rupa dan ditinggal oleh
pemiliknya. Jikalau dipasang pada sore hari, maka pada malam atau pagi hari
barulah bubu itu diangkat untuk dilihat apa hasilnya.
Jaring hampir sama
cara penggunaannya. Jaring itu dipasang dengan tujuan untuk menjebak dan
menjerat ikan. Pemilik jala cukup mengawasi di darat. Jika merasa ada ikan yang
terjebak dan terjerat, barulah ia masuk ke air dan memungut ikan yang
tersangkut di jaring itu.
Penggunaan langge, seser, jala,
dan memerlukan aktivitas dan keaktifan pemiliknya. Pelangge harus memegangi
alat langge itu sepanjang malam sambil mengawasi apakah ada ikan yang terjebak
masuk langgenya atau tidak. Jika ada ikan yang kesasar masuk, maka segera
diangkat langge itu agar ikan itu dapat di tangkap. Saya agak ragu apakah sekarang masih ada alat penangkap ikan secara tradisonal yang disebut langge, seser, bubu, jaring, dan jala.
Jaring Ikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar